Kamis, 24 November 2016

Efek Induksi



Efek Induksi adalah Suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam  suatu  molekul melalui ikatan sigma atau kemampuan suatu atom untuk menolak atau menarik elektron dibandingkan atom H.

 Efek induksi ini dapat terjadi karena dalam suatu ikatan kovalen tunggal dari atom yang tak sejenis, pasangan elektron yang membentuk ikatan sigma, tidak pernah terbagi secara merata di antara kedua atom. Elektron memiliki kecenderungan untuk tertarik sedikit ataupun banyak kearah atom yang lebih elektronegatif dari keduanya. Semakin jauh letak gugus atau atom yang memiliki efek induksi, makin kecil pengaruhnya terhadap polarisasi ikatan.
Jika atom H dalam molekul ini diganti dengan A (atom ataupun gugus), kemudian kerapatan elektron pada bagian CR3 pada molekul ini berkurang daripada dalam CR3-H, maka A dapat dikatakan memiliki suatu efek –I (efek penarik electron/electron-withdrawing/electron-attracting). -I menunjukkan kemampuan suatu gugus untuk  menarik elektron lebih kuat dari atom H. Contoh gugus dan atom yang memiliki efek  -I: NO2, F, Cl, Br, I, OH, C6H5-.
Jika kerapatan electron dalam CR3 bertambah besar dari pada dalam CR3-H, maka A dikatakan memiliki efek +I (efek pendorong electron electron-repelling electron-releasing). +I menunjukkan kemampuan suatu gugus untuk mendorong atau menolak elektron lebih kuat dari atom H. Contoh gugus dan atom yang memiliki efek + I: (CH3)3C-, (CH3)2CH-, CH3CH2-, CH3-.
Adanya  efek –I dan +I ini dapat mempengaruhi keasaman suatu senyawa. Contohnya pada senyawa asam metanoat, asam etanoat dan asam alfamonoflouroetanoat.
 
Asam metanoat lebih asam dari asam etanoat karena  pada asam etanoat terdapat gugus metil yang mempunyai kemampuan mendorong elektron ikatan melalui ikatan sigma  (C-C-O-H) sehingga atom O menjadi relatif makin negatif, akibatnya atom H sukar lepas sebagai H+, asamnya menjadi lebih lemah. Gugus CH3  mempunyai efek induksi mendorong elektron, diberi simbol +I.
Asam alfamonoflouroetanoat lebih asam dari asam metanoat karena pada  asam alfa monoflouroetanooat terdapat gugus F yang mempunyai kemampuan menarik elektron ikatan melalui ikatan sigma sehingga atom O menjadi relatif makin positif, akibatnya atom H makin mudah lepas sebagai H+, asamnya menjadi lebih kuat. Gugus F mempunyai efek induksi menarik elektron diberi simbol –I. Besarnya efek induksi ditentukan oleh posisi gugus yang memiliki efek induksi. Semakin jauh letak gugus atau atom yang memiliki efek induksi, makin kecil pengaruhnya terhadap polarisasi ikatan.

Dari contoh diatas, Semakin jauh posisi gugus Cl sebagai penarik elektron maka pengaruhnya semakin kecil terhadap ikatan, sehingga O menjadi relatif makin positif, akibatnya atom H makin mudah lepas sebagai H+ sehingga menjadi lebih asam.


Daftar Pustaka
ratnaningsih.staf.upi.edu/files/2011/08/LEC-2efek-induksi.pptx
http://documents.tips/documents/bab-1-organik-lanjut.html