Kimia organik fisik
adalah kimia organik yang mempelajari pengaruh dari pengubahan variabel fisik
terhadap reaktivitas dari spesies yang terlibat dalam reaksi (Tobing, 1989). Pada awalnya definisi
istilah “Kimia Organik Fisis” sebenarnya dapat meliputi sebagian besar ilmu
pengetahuan kimia dan teori. Akan tetapi, sebagai judul bagi buku-buku yang
sudah ada, istilah ini digunakan dalam pengertian yang lebih sempit untuk
menyatakan mekanisme reaksi kimia organik dan efek perubahan perubah-perubah
reaksi, terutama struktur reaktan pada reaktivitasnya dalam reaksi-reaksi
(Firdaus, 2009).
Mempelajari kimia organik fisik pada hakekatnya
adalah mengkaji aspek fisik dari suatu senyawa organik. Dengan mengetahui
secara baik aspek fisik suatu molekul organik maka dapat dirancang suatu
sintesa molekul target tertentu dengan pendekatan diskoneksi terutama
mensintesis suatu senyawa yang bermanfaat khususnya untuk obat-obatan yang
secara alami kadarnya sangat rendah dalam makhluk hidup. Dalam perancangan suatu
sintetik mutlak memahami reaktivitas starting material, jenis dan mekanisme
reaksinya serta kemungkinan reksi samping yang terjadi (Sitorus, 2010).
Konsep-konsep yang
diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik:
1. Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom untuk menarik elektron menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Didalam tabel periodik, unsur-unsur yang segolongan semakin kebawah keelektronegatifannya semakin kecil karena kecenderungan unsur melepas elektron akibat gaya tarik-menarik inti yang lemah. Unsur-unsur yang seperiode semakin kekanan keelektronegatifannya semakin besar. Elektronegativitas ini dapat digunakan untuk menentukan kepolaran ikatan.
Elektronegativitas adalah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom untuk menarik elektron menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Didalam tabel periodik, unsur-unsur yang segolongan semakin kebawah keelektronegatifannya semakin kecil karena kecenderungan unsur melepas elektron akibat gaya tarik-menarik inti yang lemah. Unsur-unsur yang seperiode semakin kekanan keelektronegatifannya semakin besar. Elektronegativitas ini dapat digunakan untuk menentukan kepolaran ikatan.
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen adalah gaya tarik antara atom hidrogen yang amat elektropositif (di suatu molekul), dengan atom
yang sangat elektronegatif (di molekul lain). Atom hidrogen yang dapat berikatan hidrogen,
haruslah terikat secara kimia dengan atom yang sangat elektronegatif (F,O,N).
kekuatan ikatan hidrogen dipengaruhi oleh keelektronegatifan atam penyusunnya.
3. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals adalah gaya tarik dan tolak-menolak antar atom, molekul, dan permukaan serta antar molekul (intermolekul) akibat dipol permanen atau dipol terinduksi.
4. Polarizabilitas
Kemudahan suatu molekul
untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul.
5. Gugus fungsi
Kelompok tertentu atom
atau ikatan dalam senyawa yang bertanggung jawab untuk memberikan sifat fisik
dan kimia senyawa tersebut, gugus fungsi ini juga merupakan tempat/pusat terjadinya reaksi.
6. Efek Induksi
Suatu aksi
elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu
molekul melalui ikatan sigma atau kemampuan suatu atom untuk menolak
atau menarik elektron dibandingkan atom H.
7. Resonansi
Pergeseran pasangan elektron p terkonyugasi
dengan pasangan elektron p yang lain,
pasangan elektron bebas, atau orbital kosong.
8. Hiperkonjugasi
Konjugasi
antara ikatan C-H dengan elektron p pasangan elektron bebas atau orbital
kosong. Hiperkonjugsi disebut juga resonansi tanpa ikatan, hiperkonjugasi dapat meningkatkan kestabilan
molekul.
9. Tautomeri
Peristiwa perpindahan atom H pada atom O, S, N
yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda disebelahnya.
10. Regangan Ruang
Menurut teori regangan
Baeyer, senyawa siklik membentuk cincin datar. Bila sudut ikatan dalam senyawa
siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral maka molekulnya mengalami
regangan (Parlan, 2003).
Daftar pustaka
Parlan. 2003. Kimia Organik 1. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Sitorus,
M. 2010. Kimia Organik Fisik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tobing, R.L. 1989. Kimia Organik Fisik. Jakarta :
Dapartemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
https://www.google.com/search?q=resonansi&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjr1M3Z0_DQAhXKNY8KHc4_BAQQ_AUICSgC&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=resonansi+dan+hiperkonjugasi&imgrc=sglcvmIglDoZrM%3A
https://www.google.com/search?q=ikatan+hidrogen&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwisuNWW0_DQAhWLvI8KHWm4CQMQ_AUICCgB&biw=1366&bih=657#imgrc=gnrXhLbvUoCwkM%3A
https://www.google.com/search?q=elektronegativitas&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwivpJXC0vDQAhUbSo8KHQ5KACgQ_AUICigD&biw=1366&bih=657#imgrc=-3zkhofWTBPVPM%3A
https://www.google.com/search?q=resonansi&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjr1M3Z0_DQAhXKNY8KHc4_BAQQ_AUICSgC&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=resonansi+dan+hiperkonjugasi&imgrc=sglcvmIglDoZrM%3A
https://www.google.com/search?q=ikatan+hidrogen&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwisuNWW0_DQAhWLvI8KHWm4CQMQ_AUICCgB&biw=1366&bih=657#imgrc=gnrXhLbvUoCwkM%3A
https://www.google.com/search?q=elektronegativitas&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwivpJXC0vDQAhUbSo8KHQ5KACgQ_AUICigD&biw=1366&bih=657#imgrc=-3zkhofWTBPVPM%3A
Menurut anda,adakah hubungan antara polarisabilitas terhadap struktur suatu molekul?
BalasHapusGaya Van der Waals adalah gaya tarik antar molekul akibat dipol permanen atau dipol terinduksi. Bisakah dijelaskan apa maksud dari dipol permanen atau dipol terinduksi ?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya, polarisabilitas akan bertambah besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. jumlah elektron yang besar berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dari molekul tersebut. sehingga, semakin besar Mr suatu molekul, maka akan semakin besar pula polarisabilitasnya. molekul dengan struktur yang panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami polarisabilitas atau dengan kata lain, polarisabilitas lebih memungkinkan terjadi pada molekul yang mempunyai struktur panjang. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur panjang mempunyai bidang yang lebih luas dibandingkan dengan molekul yang mempunyai struktur lebih kecil. Terima kasih. Semoga Membantu.
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya, dipol permanen merupakan dipol yang terjadi akibat sebaran elektron yang tidak merata pada semua bagian atom pada molekul yang polar sehingga sebagian elektron berkumpul pada sebagian atom yang bersifat lebih elektronegatif sementara sebagian atom yang lain miskin elektron. sedangkan, dipol terinduksi merupakan molekul netral dan menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya, dipol terinduksi ini biasanya terjadi pada molekul nonpolar. Terima kasih. Semoga Membantu.
BalasHapusTerima kasih untuk postingannya yang bermanfaat, ditunggu postingan selanjutnya :)
BalasHapusterimakasih untuk ulasannya. saya mau bertanya. untuk ikatan hidrogen, kenapa mempengaruhi keelektronegatiafan? bisa dijelaskan.
BalasHapusIkatan hidrogen merupakan suatu ikatan yang terjadi antara atom H dengan N, O, P yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar.
HapusTerima kasih atas komentarnya, jangan bosan mengunjungi blog saya. Untuk postingan selanjutnya akan ada penjelasan lebih rinci tentang Konsep-konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik. Terima Kasih.
BalasHapusTerima kasih atas materi yang sangat membantu. Tolong dijelaskan bagaimana cara senyawa sikloalkana mengurangi regangan ruang?
BalasHapusTerima Kasih atas pertanyaannya, Dalam usaha mengurangi regangan agar diperoleh kestabilan molekul sikloalkana mengalami konformasi.Contohnya sikloheksana yang mengalami konformasi kursi sehingga sudutnya sama dengan tetrahedral dan dicapai kestabilan.
BalasHapusTerima kasih atas postingan materinya sangat membantu.
BalasHapus