Minggu, 06 November 2016

Pendahuluan Materi Kimia Organik Fisik


     Kimia organik fisik adalah kimia organik yang mempelajari pengaruh dari pengubahan variabel fisik terhadap reaktivitas dari spesies yang terlibat dalam reaksi (Tobing, 1989). Pada awalnya definisi istilah “Kimia Organik Fisis” sebenarnya dapat meliputi sebagian besar ilmu pengetahuan kimia dan teori. Akan tetapi, sebagai judul bagi buku-buku yang sudah ada, istilah ini digunakan dalam pengertian yang lebih sempit untuk menyatakan mekanisme reaksi kimia organik dan efek perubahan perubah-perubah reaksi, terutama struktur reaktan pada reaktivitasnya dalam reaksi-reaksi (Firdaus, 2009).
   Mempelajari kimia organik fisik pada hakekatnya adalah mengkaji aspek fisik dari suatu senyawa organik. Dengan mengetahui secara baik aspek fisik suatu molekul organik maka dapat dirancang suatu sintesa molekul target tertentu dengan pendekatan diskoneksi terutama mensintesis suatu senyawa yang bermanfaat khususnya untuk obat-obatan yang secara alami kadarnya sangat rendah dalam makhluk hidup. Dalam perancangan suatu sintetik mutlak memahami reaktivitas starting material, jenis dan mekanisme reaksinya serta kemungkinan reksi samping yang terjadi (Sitorus, 2010).
Konsep-konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik:

1. Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom untuk menarik elektron menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Didalam tabel periodik, unsur-unsur yang segolongan semakin kebawah keelektronegatifannya semakin kecil karena kecenderungan unsur melepas elektron akibat gaya tarik-menarik inti yang lemah. Unsur-unsur yang seperiode semakin kekanan keelektronegatifannya semakin besar. Elektronegativitas ini dapat digunakan untuk menentukan kepolaran ikatan.

2.  Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen adalah gaya tarik antara atom hidrogen yang amat  elektropositif (di suatu molekul), dengan atom yang sangat elektronegatif (di molekul lain).  Atom hidrogen yang dapat berikatan hidrogen, haruslah terikat secara kimia dengan atom yang sangat elektronegatif (F,O,N). kekuatan ikatan hidrogen dipengaruhi oleh keelektronegatifan atam penyusunnya.

3. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals  adalah gaya tarik dan tolak-menolak antar atom, molekul, dan permukaan serta antar molekul (intermolekul) akibat dipol  permanen atau dipol terinduksi.
 
4. Polarizabilitas
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul.

5. Gugus fungsi 
Kelompok tertentu atom atau ikatan dalam senyawa yang bertanggung jawab untuk memberikan sifat fisik dan kimia senyawa tersebut, gugus fungsi ini juga merupakan tempat/pusat terjadinya reaksi.

6. Efek Induksi
Suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam  suatu  molekul melalui ikatan sigma atau kemampuan suatu atom untuk menolak atau menarik elektron dibandingkan atom H.

7. Resonansi
Pergeseran pasangan elektron p terkonyugasi dengan pasangan elektron p yang lain,  pasangan elektron bebas, atau orbital kosong.

8. Hiperkonjugasi
Konjugasi antara ikatan C-H dengan elektron p pasangan elektron bebas atau orbital kosong. Hiperkonjugsi disebut juga resonansi tanpa ikatan,  hiperkonjugasi dapat meningkatkan kestabilan molekul.
9. Tautomeri
Peristiwa perpindahan atom H pada atom O, S, N yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda disebelahnya.

10. Regangan Ruang
Menurut teori regangan Baeyer, senyawa siklik membentuk cincin datar. Bila sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral maka molekulnya mengalami regangan (Parlan, 2003).


                                        

                          Daftar pustaka

Firdaus. 2009. Kimia Organik Fisis 1. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Parlan. 2003. Kimia Organik 1. Malang : Universitas Negeri Malang.

Sitorus, M. 2010. Kimia Organik Fisik. Yogyakarta : Graha Ilmu.              

Tobing, R.L. 1989. Kimia Organik Fisik. Jakarta : Dapartemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
https://www.google.com/search?q=resonansi&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjr1M3Z0_DQAhXKNY8KHc4_BAQQ_AUICSgC&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=resonansi+dan+hiperkonjugasi&imgrc=sglcvmIglDoZrM%3A
https://www.google.com/search?q=ikatan+hidrogen&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwisuNWW0_DQAhWLvI8KHWm4CQMQ_AUICCgB&biw=1366&bih=657#imgrc=gnrXhLbvUoCwkM%3A
https://www.google.com/search?q=elektronegativitas&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwivpJXC0vDQAhUbSo8KHQ5KACgQ_AUICigD&biw=1366&bih=657#imgrc=-3zkhofWTBPVPM%3A

11 komentar:

  1. Menurut anda,adakah hubungan antara polarisabilitas terhadap struktur suatu molekul?

    BalasHapus
  2. Gaya Van der Waals adalah gaya tarik antar molekul akibat dipol permanen atau dipol terinduksi. Bisakah dijelaskan apa maksud dari dipol permanen atau dipol terinduksi ?

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas pertanyaannya, polarisabilitas akan bertambah besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. jumlah elektron yang besar berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dari molekul tersebut. sehingga, semakin besar Mr suatu molekul, maka akan semakin besar pula polarisabilitasnya. molekul dengan struktur yang panjang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami polarisabilitas atau dengan kata lain, polarisabilitas lebih memungkinkan terjadi pada molekul yang mempunyai struktur panjang. Hal ini dikarenakan molekul dengan struktur panjang mempunyai bidang yang lebih luas dibandingkan dengan molekul yang mempunyai struktur lebih kecil. Terima kasih. Semoga Membantu.

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas pertanyaannya, dipol permanen merupakan dipol yang terjadi akibat sebaran elektron yang tidak merata pada semua bagian atom pada molekul yang polar sehingga sebagian elektron berkumpul pada sebagian atom yang bersifat lebih elektronegatif sementara sebagian atom yang lain miskin elektron. sedangkan, dipol terinduksi merupakan molekul netral dan menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya, dipol terinduksi ini biasanya terjadi pada molekul nonpolar. Terima kasih. Semoga Membantu.

    BalasHapus
  5. Terima kasih untuk postingannya yang bermanfaat, ditunggu postingan selanjutnya :)

    BalasHapus
  6. terimakasih untuk ulasannya. saya mau bertanya. untuk ikatan hidrogen, kenapa mempengaruhi keelektronegatiafan? bisa dijelaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ikatan hidrogen merupakan suatu ikatan yang terjadi antara atom H dengan N, O, P yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar.

      Hapus
  7. Terima kasih atas komentarnya, jangan bosan mengunjungi blog saya. Untuk postingan selanjutnya akan ada penjelasan lebih rinci tentang Konsep-konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik. Terima Kasih.

    BalasHapus
  8. Terima kasih atas materi yang sangat membantu. Tolong dijelaskan bagaimana cara senyawa sikloalkana mengurangi regangan ruang?

    BalasHapus
  9. Terima Kasih atas pertanyaannya, Dalam usaha mengurangi regangan agar diperoleh kestabilan molekul sikloalkana mengalami konformasi.Contohnya sikloheksana yang mengalami konformasi kursi sehingga sudutnya sama dengan tetrahedral dan dicapai kestabilan.

    BalasHapus
  10. Terima kasih atas postingan materinya sangat membantu.

    BalasHapus