Gugus fungsi adalah Sekelompok atom yang bertanggung
jawab untuk reaksi karakteristik senyawa. Gugus fungsi mengacu pada atom
tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik dan
kimia tertentu senyawa
Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa
karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa
ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap tiga, dan atom/ gugus atom.
Meskipun senyawa-senyawa karbon mempunyai unsure dasar sama yaitu karbon, tetapi
sifat-sifatnya jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan
oleh gugus fungsi yang diikat berbeda. Ketiga senyawa tersebut dibedakan oleh
gugus –H, gugus – C = C -, dan gugus – OH. Gugus inilah yang membedakan sifat
ketiganya, baik sifat fisika dan sifat kimia. Senyawa-senyawa karbon yang mempunyai
gugus fungsional yang sama dikelompokkan dalam satu golongan.
Alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi. Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga semakin tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya. Kelarutan alkanol dalam air berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
Alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi. Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga semakin tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya. Kelarutan alkanol dalam air berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
Atom hidrogen pada molekul air dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan oksigen pada gugus karbonil, sehingga kelarutan aldehida hampir
sama dengan alkohol dan eter.
Titik didih asam karboksilat relatif tinggi
dibandingkan alkohol, aldehid dan keton dengan massa molekul relatif yang hampir sama. Hal ini karena terjadinya ikatan hidrogen antar molekul.
Asam karboksilat, empat anggota pertama mudah larut
dalam air. Kelarutan asam karboksilat makin menurun seiring dengan kenaikan jumlah atom karbon. Adanya rantai bercabang menyebabkan kelarutan makin menurun.
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol. Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. Ester lebih polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol.
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun bila terdapat subtituen aktif pada atom nitrogennya maka titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen juga menurun. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya gugus C=O dan N-H memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Berikut ini adalah perbandingan kereaktifan beberapa
gugus fungsi :
Daftar
Pustaka
https://bisakimia.com/2012/12/15/senyawa-turunan-alkana-ester/
https://www.google.com/search?q=ikatan+hidrogen&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwik6__51fDQAhVEPo8KHU8cAvcQ_AUICCgB&biw=1366&bih=657#imgrc=gnrXhLbvUoCwkM%3A
https://www.google.com/search?q=ikatan+hidrogen&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwik6__51fDQAhVEPo8KHU8cAvcQ_AUICCgB&biw=1366&bih=657#imgrc=gnrXhLbvUoCwkM%3A
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusartikelnya sangat membantu. di tunggu postingan selanjutnya
BalasHapusterima kasih atas komentarnya, jangan bosan mengunjungi blog saya. Postingan selanjutnya masih tentang penjelasan konsep-konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa. semoga membantu.
HapusTerima kasih atas materinya, mohon jelaskan kenapa eter lebih polar dibandingkan alkena?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya, Kepolaran suatu senyawa di pengaruhi oleh perbedaan keelektronegatifan. Eter lebih polar dibandingkan dengan alkena karena eter (C-O-C) memiliki perbedaan keelektronegatifan yang lebih besar antara C dengan O dibandingkan dengan alkena(C=C) yaitu antara sesama atom C.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih atas jawabannya,lalu bagaimana pengaruh kepolaran tersebut terhadap titik didih senyawa eter?
BalasHapusterima kasih atas pertanyaanya, kepolaran senyawa mempengaruhi titik didih, senyawa dengan kepolaran besar (perbedaan keelektronegatifan yang besar) mengalami gaya intermolekul yang kuat sehingga menyebabkan titik didihnya tinggi. Karena kepolaran yang lebih besar inilah yang menyebabkan titik didih senyawa eter lebih tinggi dibandingkan alkena. semoga membantu.
HapusTerima kasih atas postingannya, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungna dan komentarnya.
BalasHapus